I.
Pendahuluan
Dalam istilah musik secara umum
harmoni lebih diartikan adalah sebagai suatu keseimbangan yang terdapat dalam
sebuah musik, dalam kehidupan sehari-hari istilah harmoni begitu dekat dengan
kehidupan ini, banyak orang mengatakan sesuatu yang seimbang atau berimbang adalah
sesuatu yang harmonis, sebagai contoh: dalam kehidupan sosial kita harus saling
menghargai perbedaan, perbedaan status sosial, agama, ras ,bangsa, pandangan
politik sehingga dapat tercipta keharmonisasian. Harmoni sebagai suatu
peristiwa kait-mengait di dalam musik memiliki gaya dan aturan sendiri-sendiri
atau lebih di kenal dengan istilah estetika harmoni, setiap jaman dalam musik
barat, harmoni memiliki aturan-aturan
sendiri sebagai ilmu yang harus dikuasai oleh seseorang ketika akan mempelajari
satu gaya harmoni di dalam sebuah jaman. Seperti contoh, harmoni jaman baroq
memiliki aturan-aturan sendiri dan aturan itu telah menjadi pembakuan di dalam
harmoni jaman barok, aturan ini merupakan suatu konsensus yang harus diikuti
sebagai syarat utama di dalam mendalami estetika musik barok tersebut. Pada
perkembangannya harmoni mengalami banyak revolusi bukan hanya sekedar persoalan
rangkaian melodi secara horizontal namun mulai berkembang kesusunan melodi
secara vertikal, perkembangan ini tidak lepas pula dari perkembangan musik
secara instrument, ketika piano diciptakan dan ketika para komposer melakukan
inovasi dan ketika terjadi akulturisasi budaya maka harmonipun mengalami
perkembangan lebih komplek lagi. Pada tulisan ini kami akan mencoba untuk
memaparkan suatu bentuk harmoni yang terjadi karena proses akulturasi budaya
yaitu harmoni blues. Harmoni blues ini kemudian berkembang dan menjadi begitu
berpengaruhnya terhadap musik industri sekarang ini, semua musik industri yang
berkembang saat ini adalah akibat pengaruh dari harmoni blues yang terjadi
karena adanya akulturasi budaya yang terjadi di benua amerika, tepatnya amerika
serikat. Pengaruh perbudakan yang terjadi di masa lalu di Amerika dapat
dikatakan merupakan awal dari perkembangan harmoni ini, maka sebelum penulis
memaparkan tentang bentuk dan gaya harmoni blues tersebut tentunya harus di
mulai dari sejarah awal perkembangan harmoni blues.
II.
Blues
sebagai musik modal
Pada
awalnya musik blues merupakan musik vokal yang dibawakan oleh budak negro
Amerika, ketika terjadi perbudakan di Amerika budak negro sambil beristirahat
mereka selalu bernyanyi untuk menghibur diri. Suatu ekspresi murni dan utuh
merupakan ciri dari musik blues, suatu ekspresi penderitaan dan tangisan yang
di wakilkan dalam bentuk nyanyian, musik blues dapat dikatakan sebagai salah satu sumber dari musik popular abad ke
20, walaupun pada awalnya kaum kulit putih tidak mengakui hal ini. Pada
kenyataannya musisi blues sering tampil sebagai solois (iringan sendiri),
sebagai suatu seni pertunjukan, artinya dari peilaku ini dapat dilihat suatu
citra keterpencilan, citra keterasingan dalam penderitaan pada setiap musisi
blues dan kemudian sikap ini menjadi suatu ciri khas blues sebagai suatu seni
pertunjukan.
Akan tetapi, kekuatan ekspresi ini
kemudian lambat laun menjadi lemah setelah mereka merasa terbebas dari
perbudakan, rasa kebersamaan diantara mereka sebagai manusia senasib kemudian
memperlemah persatuan dan kesatuan diantara mereka, mereka telah mulai hidup
secara individual, masing-masing terpaksa mencari kehidupan sendiri dan modal
hidup sendiri untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Hal ini menyebabkan timbul
suatu proses perjuangan eksistensial antara kaum negro dan buruh-buruh ras
putih, sekaligus diantara kaum negro sendiri, hal ini juga menjadi ciri
keterpencilan yang kemudian menjadi ciri khas musik blues sebagai seni
pertunjukan. Pada umumnya, blues diartikan sebagai suatu kerangka harmoni
tertentu, yaitu 1…IV.I.V IV I. (12-BAR-BLUES). Artinya, konsep Blues dikaitkan
dengan konsep musik tonal diatonik. Dari suatu sisi, (terutama berhubungan
dengan transformasi ke dalam musik Jazz), struktur ini memang digunakan secara
tonal, namun tradisi musik blues asli sebenarnya jauh lebih berbau modal,
bahkan berhubungan dengan intonasi murni (septim yang lebih rendah dibandingkan
dengan septim “well-tempered” dalam konteks diatonik). Kenyataan ini dapat
dibuktikan dengan urutan harmoni V,IV yang memperlemah kesan musik tonal,
sekaligus memperkuat kesan modal antara tingkat I dan IV. Perlu diketahui bahwa
pada awal perkembangan musik Blues bentuk kerangka harmoni ini tidak merupakan
ke-khasan untuk musik Blues, struktur harmoni ini berkembang pada tahun 20-an
di kota-kota besar (city-Blues). Untuk lebih menjadi gambaran tentang pengaruh
pentatonic blues sebagai musik modal dapat kita lihat pada jenis musik jazz
modal. Perkembangan musik jazz dimana unsur pentatonik blues merupakan salah
satu yang mempengaruhi secara filosofis sebagai musik modal awalnya dapat kita
terangkan seperti di bawah ini:
Modal jazz
adalah jazz yang dimainkan menggunakan mode musikal dibanding pergerakan chord. Ketika para musisi berbicara
tentang cara atau mode dalam jazz , mereka seringkali mengartikan berdasar
tujuh modes (seven modes based) dalam
skala major. Penulis lebih suka untuk memperlakukan tiap mode tetap dalam
posisinya Biarpun dalam mengenal konsep ini tidak salah untuk mengambil skala
mayor dan memainkan tiap not dalam pergerakan mode tonic . Cara yang digunakan
Modal Jazz tapi pemahaman tentang mode seringkali dapat juga membantu belajar
improvise didalam perubahan chord .
Hal penting untuk memahami pendekatan ini hanya dapat digunakan sebagai awal
untuk belajar improvisasi melodi .
Pemahaman
mengenai modal jazz membutuhkan pemahaman pengetahuan dari mode musikal. Mode
adalah skala ketujuh yang digunakan dipertengahan musik tapi kembali digunakan
oleh komposer seperti Claude Debussy dan sering juga digunakan komposer abad 20.
Pada be-bop seperti juga pada hardbop musisinya menggunakan chords untuk menampilkan background mendampingi solois. Sebuah
lagu dapat saja mulai dengan tema yang menggambarkan pengenalan chords yang digunakan solois . Chords ini dapat berulang diseluruh
lagu ketika solois akan memainkan bagiannya. Di era 1950-an improvisasi bersama
chords menjadi sesuatu bagian yang
dominan dari para musisi jazz, pemain musik
melakukan improvisasi hanya dalam bentuk brokenchord,
yaitu : wilayah improvisasi berdasarkan kerangka chord saja dan sudah direncanakan untuk dimainkan . Mengkreasikan
perubahan solois menjadi lebih variatif sangatlah sulit, karena terbelenggu
oleh bentukkan chord .
Diakhir Tahun
1950 musisi bingung atau frustasi dengan chords
yang berulang, mereka mencoba dengan pendekatan modal (yang berhubungan dengan
perasaan). Mereka tidak menulis lagu menggunaka chords tapi malah menggunakan skala modal. Ini berarti bassis
sebagai contoh (instance) tidak harus bergerak dari satu not penting dalam chord ke not yang lain, selama mereka
tetap pada skala yang digunakan dan mementingkan not yang benar dalam skalanya
mereka dapat bergerak kemana saja . Pianis sebagai contoh yang lain tidak harus
memaikan chord atau variasi chord-nya tapi bisa melakukan apa saja
selama dia tetap pada skala yang digunakan. Solois juga punya keleluasaan dalam
melakukan improvisasi.
Pada
kenyataannya cara yang diambil solois di dalam mengkreasikan perubahan
perubahan solonya secara dramatik dimulai sejak kedatangan modal jazz.
Sebelumnya tujuan solois bermain solo untuk mencocokkan dengan set chord-nya. Bagaimanapun dalam modal jazz
solois harus mengkreasikan melodi dalam satu chord yang mungkin potensial
menjadi membosankan bagi pendengarnya. Oleh karena itu tujuan musisinya membuat
melodi sama menariknya. Modal jazz dalam esensinya adalah kembali ke melodi.
Hal yang
penting untuk diketahui adalah kesempatan bassis dan pianis untuk bergerak pada
not di skala yang tidak cocok dengan chord utama dari skalanya. Sebagai contoh
dalam skala Ionian C adalah not utama. Not yang lain sebagai contoh B tidak
cocok dimainkan dengan C ini tidak mungkin digunakan diluar lagu modal jazz
yang ditulis dalam C ketika memainkan chord C. Dalam lagu modal itu mungkin
yang berarti not yang dimainkan tidak dikenali sebagai bagian dari C mayor .
Di dalam karya modal
jazz, contoh komposisi yang penting adalah "So What" oleh Miles Davis
dan "Impressions" dari John Coltrane. Kedua komposisi ini dimainkan
dalam tangga nada Dorian yang berarti dimainkan minor. Keduanya sama-sama
menggunakan bentuk AABA dan pada D dorian untuk bagian A dan memodulasikan naik
setengah ke Eb Dorian untuk bagian B nya. Album King of Blue nya Miles Davis
satu yang dapat dipandang sebagai explorasi modal jazz, album ini termasuk penting
dan menonjol, serta disebut album jazz klasik .
Improvisasi dalam konteks modal
salah satu pemusiknya harus memulainya dalam skala yang spesifik sebagai contoh
dalam D dorian: D, E, F, G, A, B, C, D. Tapi satu yang harus diingat adalah
kemungkinan untuk mengambil sejumlah not dari skalanya (dan tidak semua) untuk
mengkreasikan dalam skala yang lebih kecil atau pilihan dalam berimprovisasi.
Sebagai contoh dalam D dorian
salah satu harus memainkan not dari D minor triad (tiga serangkai) (Dalam
kenyataannya ini adalah yang dilakukaan Miles Davis diimprovisasinya (to begin
with?)) atau salah satu musisinya konsisten memakai triads yang ada dimodanya.
(C maj, Dmin, Emin dll.). Yang pasti adalah jika musisi memilih triad yang upper structure triad (struktur
diatasnya atau lebih tinggi) dari chordnya, musisi akan mendapat tekanan lebih
disana. Musisi mungkin juga menggunakan banyak pentatonic yang berbeda dalam
skalanya seperti C pentatonik F pentatonik dan G pentatonik . (Not yang agak tidak harmonis
seperti A minor D minor dan E minor pentatonik dimainkan berturut turut) .
Sebagai pilihan itu tampak seperti batas not yang dapat meluaskan pilihan
improvisasi untuk pemain dalam pendekatan modal jazz.
III.
Pentatonik
Blues dan Pengaruhnya Pada Musik Populer
Pentatonik
blues merupakan suatu notasi yang menjadi ciri khas dan begitu kuat pengaruhnya
di dalam perkembangan musik popular masa kini.Skala pentatonic sesungguhnya
terdapat di setiap wilayah dunia, sebagai contoh: musik tradisi Jepang dan
China menggunakan skala pentatonik yang mirip dengan pentatonik blues namun
gaya pengolahan secara melodi saja yang berbeda. Selain gaya di dalam
permainannya berbeda juga terdapat not sisipan yang menjadi kekhasan pada
pentatonic blues, yaitu adanya Blue not, blue not ini merupakan suatu not
lintas yang menjadi karakteristik tersendiri didalam pentatonic blues, skala
pentatonic ini kalau kita tuliskan secara tingkat adalah: 1-2-3-5-6-1 dan jika
dibuat dalam bentuk notasi dan dimainkan pada kunci C maka menjadi C
pentatonic.
Susunan
skala pentatonic di dalam pergerakan akord C major yaitu geraqkan I-IV-V dapat
kita gunakan pentatonic C dengan pengolahan sendiri, kita bisa memulai dari C
atau not mana saja namun tidak terlepas dari skala pentatonic tersebut,
keterkaitan di dalam istilah harmoni ketika kita menggunakan skala ini
merupakan hal yang paling aman dilakukan, gambar dibawah ini skala tk I.IV.dan
V pentatonic di tambah dengan bentukan akord sebagai harmoni dari d minor.
Dari bentukan harmoni diatas dapat kita lihat, bentukan kord d minor sebagai kerangka harmoni dari C major, dengan menggunakan pentatonic tingkat I,IV dan V bisa dibuktikan tentang bagaimana fleksibelitasnya skala pentatonic blues di dalam gerakan harmoni tonal, artinya: semua tingkat dapat kita gunakan sesuai dengan pengolahan yang kita inginkan. Akord sebagai kerangka harmoni dapat kita kembangkan secara luas, seperti didalam kerangka harmoni musik jazz yang begitu banyak dengan voicing, skala dapat digunakan secara sederhana saja, bentukan harmoni dalam kord voicing hanyalah untuk memberikan bukaan lebih luas saja.
Dari bentukan harmoni diatas dapat kita lihat, bentukan kord d minor sebagai kerangka harmoni dari C major, dengan menggunakan pentatonic tingkat I,IV dan V bisa dibuktikan tentang bagaimana fleksibelitasnya skala pentatonic blues di dalam gerakan harmoni tonal, artinya: semua tingkat dapat kita gunakan sesuai dengan pengolahan yang kita inginkan. Akord sebagai kerangka harmoni dapat kita kembangkan secara luas, seperti didalam kerangka harmoni musik jazz yang begitu banyak dengan voicing, skala dapat digunakan secara sederhana saja, bentukan harmoni dalam kord voicing hanyalah untuk memberikan bukaan lebih luas saja.
Kord
G7 sebagai kerangka harmoni adalah sebagai ruangan yang memberikan kesan lebih
luas saja, dalam kord G7 tersebut melodi yang digunakan hanyalah gerakan tk I,IV,V
pentatonic. Didalam contoh tersebut bentuk melodinya masih berurutan sesuai
dengan tingkat , pada kenyataannya kita bisa memulai dari nada apa saja , asal
tidak keluar dari susunan nada pentatonik tersebut. Pengaruh pentatonic blues
didalam perkembangan musik popular dunia saat ini begitu kuatnya, sebab
kerangka harmoni blues yang berawal dari istilah 12 bar blues begitu sangat
berpengaruh terhadap hampir seluruh musik pop dunia saat ini, lagu popular
apapun yang sedang trand saat ini selalu merujuk kepada kerangka harmoni 12
bar di dalam musik jazz demikian juga
walaupun tidak sama persis.
Perlu diperhatikan juga pada popular harmoni popular, Chord diminished jarang sekali dimainkan dikarenakan sifatnya yang terlalu disonan, biasanya dia digantikan menggunakan chord V dengan third on bass, misalnya pada C major harmoni, chord
B diminished akan digantikan dengan chord G/B sehingga lebih terdengar manis.
Kemudian bagaimanakah bentuk septim tersebut , dapat kita lihat pada keterangan berikut ini : Jika kita susun tangga nada C mayor dengan menggunakan harmoni mayor 7 maka akan menghasilkan bentuk akord sebagai berikut
I = C E G B = 1 3 5 7 = Major 7th
II = D F A C = 1 b3 5 b7 = minor 7th
III = E G B D = 1 b3 5 b7 = minor 7th
IV = F A C E = 1 3 5 7 = Major 7th
V = G B D F = 1 3 5 b7 = Dominant 7th
VI = A C E G = 1 b3 5 b7 = minor 7th
VII = B D F A = 1 b3 b5 b7 = minor 7th b5
Dari rumus susunan kord di atas maka kita dapat memperoleh rumus susunan kord harmoni mayor, sebagai berikut : Ima7 IImi7 IIImi7 IVma7 V7 VImi7 VIImi7(b5). Dari keterangan dan contoh kerangka harmoni major 7 diatas dapat kita lihat bahwa musik popular sekarang ini selalu berkiblat kepada gerakan harmoni blues, kajian teori harmoni modern seakan-akan selalu menjadi suatu kajian yang paling benar sehingga terjadi konvensi dalam tataran musisi bahwa gerakan harmoni yang benar adalah seperti tersebut diatas. Hal ini dapat kita buktikan dengan bagaimana pengetahuan tentang bentukan harmoni ini berkembang baik didalam dunia pendidikan maupun kajian buku-buku teori musik yang beredar dipasaran. Dengan fenomena tersebut maka tidaklah heran jika musik popular saat ini secara kerangka harmoni sangat di pengaruhi oleh gaya harmoni musik Blues.
IV.
KESIMPULAN
Pada akhirnya perkembangan musik popular
begitu pesat sekarang ini, pengaruh harmoni blues semakin terasa karena
disebabkan kemudahan di dalam mendapatkan informasi melalui kemajuan teknologi.
Pemahaman terhadap gejala harmoni yang mempengaruhi suatu musik tentunya harus
dianalisis secara sungguh-sungguh, mulai dari awal perkembangan musik tersebut
sampai pembedahan secara sistematik musikalitasnya.
Pada tulisan ini penulis merasa begitu
banyak kekurangan baik dalam segi penulisan dan cara pemaparannya. Begitu
banyak yang penulis ingin sampaikan namun keterbatasan pengetahuan dan konteks
harmoni merupakan suatu wilayah yang sangat luas, sehingga penulis berharap
untuk dapat diberikan masukan dalam bentik kritik dan saran terhadap tulisan
yang sederhana ini.
DAFTAR PUSTAKA
Mack,
Dieter (1994) Apresiasi Seni-Musik
Populer , IKIP Bandung: Tidak Diterbitkan
Levine,
Mark (1995) The Jazz Theory Book,
USA: Sher Music C.O.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar